Skripsi: Studi Penentuan Kecepatan Aliran Darah Dan Frekuensi Terimaan Pasien Atherosclerosis Menggunakan Pesawat Usg Colour Doppler
Bab 1-5 >> Ok Lengkap
Perkembangan teknologi telah demikian pesatnya sejak alat ultrasonografi (USG) di pakai sebagai alat diagnostic pada bidang medis. Berkat kemajuan teknologi, aplikasi dan manfaat alat USG telah demikian luasnya, terutama Color Doppler telah membuka spektrum baru di bidang diagnostic medis.
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu pencitraan diagnostik untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan menggunakan USG bersifat non Invasif artinya tidak mengakibatkan perubahan seluler dari organ yang diperiksa dan “ Non Traumatik “ yang artinya kurang menimbulkan rasa
sakit. Pekerjaannya dapat dilakukan dengan cepat dan aman. Data yang diperoleh mempunyai nilai diognostik tinggi serta tidak diperlukan persiapan khusus yang sulit. Selain itu hasil pemeriksaan dapat diberikan informasi tentang organ yang
diperiksa dengan akurat, tidak menimbulkan efek samping dan lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan yang menggunakan sinar X.
Penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria
bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak.
Sebelum tahun 1972, pemeriksaan ultrasonografi (USG) dengan Real- Time Imaging dua dimensi hanya mampu untuk melihat perubahan-perubahan morfologi jaringan tubuh. Dengan B-mode gray scale, pembuluh darah besar (aorta) sudah dapat dikenali dengan baik, tetapi informasi tentang aliran darah dan kelainan pembuluh darah hanya sedikit yang didapat sedangkan pasokan darah ke organ-organ dan aktivitas perfusi dalam organ-organ tersebut tidak dapat dievaluasi. Dengan memanfaatkan efek Doppler di bidang USG, maka pasokan darah ke organ-organ dan aktivitas perfusi organ-organ dapat diamati dan diukur
dengan menggunakan Doppler berwarna (DW).
Sonografi dapat ditingkatkan dengan pengukuran Doppler, yang mempekerjakan efek Doppler untuk menilai apakah struktur (biasanya darah) sedang bergerak ke arah atau menjauh dari probe, dengan kecepatan relatif. Dalam mendeteksi aliran darah, memberikan ruang informasi tentang ukuran, bentuk dan tingkat atau besarnya aliran darah atau gejala kelainan aliran darah yang terjadi pada pembuluh darah (penyempitan/stenosis, thrombus) sebagai akibat dari terjadinya penumpukan lemak pada pembuluh darah yang disebut Atherosclerosis. Pada suatu gejala kalsifikasi akibat adanya tumpukan lemak dalam pembuluh darah akan mempengaruhi kecepatan aliran darah yang mengalir dalam pembuluh tersebut.
Prinsip Doppler juga ditandai dengan terjadinya perbedaan frekuensi yaitu bila suara ultra yang dihasilkan oleh sumber stasioner dipancarkan mengenai reflektor bergerak akan menimbulkan gema (pantulan pulsa). Bila obyek/ reflektor bergerak mendekati tranduser maka frekuensi gema (frekuensi penerima) akan meningkat dan sebaliknya. Selisih frekuensi ini dikenal dengan frekuensi pergeseran Doppler (Doppler-shift frequency). Besarnya perbedaan frekuensi yang dihasilkan juga dapat ditentukan berdasarkan nilai kecepatan aliran darah rata-rata pada aorta thoracalis.Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan Studi Penentuan kecepatan aliran darah dan Frekuensi terimaan pasien atherosclerosis menggunakan pesawat USG Colour Doppler.
Bab 1-5 >> Ok Lengkap
Perkembangan teknologi telah demikian pesatnya sejak alat ultrasonografi (USG) di pakai sebagai alat diagnostic pada bidang medis. Berkat kemajuan teknologi, aplikasi dan manfaat alat USG telah demikian luasnya, terutama Color Doppler telah membuka spektrum baru di bidang diagnostic medis.
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu pencitraan diagnostik untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan menggunakan USG bersifat non Invasif artinya tidak mengakibatkan perubahan seluler dari organ yang diperiksa dan “ Non Traumatik “ yang artinya kurang menimbulkan rasa
sakit. Pekerjaannya dapat dilakukan dengan cepat dan aman. Data yang diperoleh mempunyai nilai diognostik tinggi serta tidak diperlukan persiapan khusus yang sulit. Selain itu hasil pemeriksaan dapat diberikan informasi tentang organ yang
diperiksa dengan akurat, tidak menimbulkan efek samping dan lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan yang menggunakan sinar X.
Penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria
bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak.
Sebelum tahun 1972, pemeriksaan ultrasonografi (USG) dengan Real- Time Imaging dua dimensi hanya mampu untuk melihat perubahan-perubahan morfologi jaringan tubuh. Dengan B-mode gray scale, pembuluh darah besar (aorta) sudah dapat dikenali dengan baik, tetapi informasi tentang aliran darah dan kelainan pembuluh darah hanya sedikit yang didapat sedangkan pasokan darah ke organ-organ dan aktivitas perfusi dalam organ-organ tersebut tidak dapat dievaluasi. Dengan memanfaatkan efek Doppler di bidang USG, maka pasokan darah ke organ-organ dan aktivitas perfusi organ-organ dapat diamati dan diukur
dengan menggunakan Doppler berwarna (DW).
Sonografi dapat ditingkatkan dengan pengukuran Doppler, yang mempekerjakan efek Doppler untuk menilai apakah struktur (biasanya darah) sedang bergerak ke arah atau menjauh dari probe, dengan kecepatan relatif. Dalam mendeteksi aliran darah, memberikan ruang informasi tentang ukuran, bentuk dan tingkat atau besarnya aliran darah atau gejala kelainan aliran darah yang terjadi pada pembuluh darah (penyempitan/stenosis, thrombus) sebagai akibat dari terjadinya penumpukan lemak pada pembuluh darah yang disebut Atherosclerosis. Pada suatu gejala kalsifikasi akibat adanya tumpukan lemak dalam pembuluh darah akan mempengaruhi kecepatan aliran darah yang mengalir dalam pembuluh tersebut.
Prinsip Doppler juga ditandai dengan terjadinya perbedaan frekuensi yaitu bila suara ultra yang dihasilkan oleh sumber stasioner dipancarkan mengenai reflektor bergerak akan menimbulkan gema (pantulan pulsa). Bila obyek/ reflektor bergerak mendekati tranduser maka frekuensi gema (frekuensi penerima) akan meningkat dan sebaliknya. Selisih frekuensi ini dikenal dengan frekuensi pergeseran Doppler (Doppler-shift frequency). Besarnya perbedaan frekuensi yang dihasilkan juga dapat ditentukan berdasarkan nilai kecepatan aliran darah rata-rata pada aorta thoracalis.Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan Studi Penentuan kecepatan aliran darah dan Frekuensi terimaan pasien atherosclerosis menggunakan pesawat USG Colour Doppler.
0 comments:
Post a Comment