Skripsi: Implementasi Pembelajaran Berbasis Portofolio dalam Meningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII6 SMP
Negeri 1 Watansoppeng
Bab 1-5 ada >> Ok
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kepribadian, peradaban dan kemajuan bangsa demi masa yang akan datang. Pendidikan nasional bersumber pada kebudayaan bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan upaya untuk mencerdasarkan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa.
Namun dalam pelaksanaannya pendidikan selalu menghadapi tantangan, misalnya masalah kualitas, relevansi, pemerataan dan sebagainya. Masalah mutu pendidikan adalah salah satu tantangan dalam bidang pendidikan. Mendidik anak sambil terus mempertahankan mutu pendidikan yang tinggi, bukanlah suatu tugas yang mudah. Disamping itu, mutu perlu juga ditingkatkan dari waktu ke waktu secara teratur dan berkesinambungan. Jadi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan tindakan nyata, konprehensip, dan terpadu.
Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang penting dalam pendidikan. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam dalam kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran.
Perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis isi (content-based curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum) mengakibatkan perubahan paradigma pada proses pembelajaran yaitu dari apa yang harus diajarkan (isi) menjadi tentang apa yang harus dikuasai peserta didik (kompetensi). Perubahan kurikulum tersebut tidak hanya mengakibatkan terjadinya penyesuain substansi materi dari format kurikulum yang menekankan pada isi ke kurikulum yang menekankan pada tuntutan kompetensi, tetepi juga terjadi pergeseran paradigma dari pendekatan pendidikan yang berorientasi masukan (input-oriented education) ke pendekatan pendidikan yang berorientasi hasil atau standar (outcome-based education). Perubahan kurikulum tersebut membawa implikasi terhadap cara guru mengajar (proses pembelajaran).
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan umum pendidikan matematika adalah agar siswa memiliki:
1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
2. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi.
3. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan masalah matematika.
Untuk mencapai tujuan pendidikan matematika di sekolah, sudah saatnya seorang guru bekerja dengan menyadari bahwa mengajar matematika tidak sekedar mengarahkan siswa berpikir tentang apa yang dipelajarinya dan menerapkan metode mengajar yang dipilih, tetapi harus melihat dan mengamati apa yang dipikirkan siswa serta proses yang berkembang dalam suatu diskusi terhadap materi matematika yang dipelajari siswa. Guru harus mencari cara agar siswa aktif mengkomunikasikan pengetahuan matematika yang dipilih. Oleh sebab itu guru harus menggunakan model pembelajaran yang menempatkan siswa pada posisi sentral dalam keseluruhan program pembelajaran.
Proses pembelajaran yang diinginkan adalah pola pembelajaran matematika yang dapat membuat matematika terasa mudah dan menyenangkan. Karena itu guru mempersyaratkan berbagai kemampuan dan keterampilan, minimal penguasaan materi pelajaran dan keterampilan mengajarnya. Dengan demikian, seorang guru yang profesional dalam melaksanakan tugas mengajarnya harus mampu menerapkan cara mengajar secara efektif dan efisien agar tujuan pembelajaran dapat dilakukan secara optimal.
Salah satu model pembelajaran yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Portofolio merupakan kumpulan hasil objek penilaian (evidence) atau hasil belajar atau karya peserta didik yang menujukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik dari waktu ke waktu dan dari satu mata pelajaran ke pelajaran yang lain.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada SMP Negeri 1 Watansoppeng diperoleh informasi bahwa SMP Negeri 1 Watansoppeng telah memberlakukan kurikulum 2004 dalam pembelajaran. Pada dasarnya kurikulum 2004 sangatlah ditekankan pada kompetensi yang artinya proses pembelajaran berkaitan dengan apa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Akan tetapi berdasarkan hasil pengamatan peneliti, penerapan kurikulum berbasis kompetensi tersebut belum tercapai secara maksimal. Khususnya pada bidang studi matematika terlihat bahwa siswa SMP Negeri 1 Watansoppeng tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, mereka cenderung menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi. Kondisi tersebut sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sebagaimana dokumentasi hasil belajar siswa Kelas VIII6 pada semester ganjil 2005/2006 hanya mencapai nilai rata-rata 5,37. Gambaran ini menunjukkan rendahnya hasil belajar matematika siswa Kelas VIII6 SMP Negeri 1 Watansoppeng.
Salah satu alternatif untuk menerapakan kurikulum 2004 sesuai dengan fungsinya dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas VIII6 SMP Negeri 1 Watansoppeng yaitu dengan menerapkan pembelajaran berbasis portofolio. Dengan pembelajaran berbasis portofolio diharapkan dapat mengubah sikap peserta didik terhadap matematika menjadi lebih berinisiatif, kreatif, dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi meneliti masalah tersebut sebagai tugas akhir dengan judul : “Implementasi Pembelajaran Berbasis Portofolio dalam Meningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII6 SMP
Negeri 1 Watansoppeng ”.
Negeri 1 Watansoppeng
Bab 1-5 ada >> Ok
Bab 1
Latar belakangPendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kepribadian, peradaban dan kemajuan bangsa demi masa yang akan datang. Pendidikan nasional bersumber pada kebudayaan bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan upaya untuk mencerdasarkan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa.
Namun dalam pelaksanaannya pendidikan selalu menghadapi tantangan, misalnya masalah kualitas, relevansi, pemerataan dan sebagainya. Masalah mutu pendidikan adalah salah satu tantangan dalam bidang pendidikan. Mendidik anak sambil terus mempertahankan mutu pendidikan yang tinggi, bukanlah suatu tugas yang mudah. Disamping itu, mutu perlu juga ditingkatkan dari waktu ke waktu secara teratur dan berkesinambungan. Jadi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan tindakan nyata, konprehensip, dan terpadu.
Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang penting dalam pendidikan. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam dalam kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran.
Perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis isi (content-based curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum) mengakibatkan perubahan paradigma pada proses pembelajaran yaitu dari apa yang harus diajarkan (isi) menjadi tentang apa yang harus dikuasai peserta didik (kompetensi). Perubahan kurikulum tersebut tidak hanya mengakibatkan terjadinya penyesuain substansi materi dari format kurikulum yang menekankan pada isi ke kurikulum yang menekankan pada tuntutan kompetensi, tetepi juga terjadi pergeseran paradigma dari pendekatan pendidikan yang berorientasi masukan (input-oriented education) ke pendekatan pendidikan yang berorientasi hasil atau standar (outcome-based education). Perubahan kurikulum tersebut membawa implikasi terhadap cara guru mengajar (proses pembelajaran).
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan umum pendidikan matematika adalah agar siswa memiliki:
1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
2. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi.
3. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan masalah matematika.
Untuk mencapai tujuan pendidikan matematika di sekolah, sudah saatnya seorang guru bekerja dengan menyadari bahwa mengajar matematika tidak sekedar mengarahkan siswa berpikir tentang apa yang dipelajarinya dan menerapkan metode mengajar yang dipilih, tetapi harus melihat dan mengamati apa yang dipikirkan siswa serta proses yang berkembang dalam suatu diskusi terhadap materi matematika yang dipelajari siswa. Guru harus mencari cara agar siswa aktif mengkomunikasikan pengetahuan matematika yang dipilih. Oleh sebab itu guru harus menggunakan model pembelajaran yang menempatkan siswa pada posisi sentral dalam keseluruhan program pembelajaran.
Proses pembelajaran yang diinginkan adalah pola pembelajaran matematika yang dapat membuat matematika terasa mudah dan menyenangkan. Karena itu guru mempersyaratkan berbagai kemampuan dan keterampilan, minimal penguasaan materi pelajaran dan keterampilan mengajarnya. Dengan demikian, seorang guru yang profesional dalam melaksanakan tugas mengajarnya harus mampu menerapkan cara mengajar secara efektif dan efisien agar tujuan pembelajaran dapat dilakukan secara optimal.
Salah satu model pembelajaran yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Portofolio merupakan kumpulan hasil objek penilaian (evidence) atau hasil belajar atau karya peserta didik yang menujukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik dari waktu ke waktu dan dari satu mata pelajaran ke pelajaran yang lain.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada SMP Negeri 1 Watansoppeng diperoleh informasi bahwa SMP Negeri 1 Watansoppeng telah memberlakukan kurikulum 2004 dalam pembelajaran. Pada dasarnya kurikulum 2004 sangatlah ditekankan pada kompetensi yang artinya proses pembelajaran berkaitan dengan apa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Akan tetapi berdasarkan hasil pengamatan peneliti, penerapan kurikulum berbasis kompetensi tersebut belum tercapai secara maksimal. Khususnya pada bidang studi matematika terlihat bahwa siswa SMP Negeri 1 Watansoppeng tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, mereka cenderung menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi. Kondisi tersebut sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sebagaimana dokumentasi hasil belajar siswa Kelas VIII6 pada semester ganjil 2005/2006 hanya mencapai nilai rata-rata 5,37. Gambaran ini menunjukkan rendahnya hasil belajar matematika siswa Kelas VIII6 SMP Negeri 1 Watansoppeng.
Salah satu alternatif untuk menerapakan kurikulum 2004 sesuai dengan fungsinya dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas VIII6 SMP Negeri 1 Watansoppeng yaitu dengan menerapkan pembelajaran berbasis portofolio. Dengan pembelajaran berbasis portofolio diharapkan dapat mengubah sikap peserta didik terhadap matematika menjadi lebih berinisiatif, kreatif, dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi meneliti masalah tersebut sebagai tugas akhir dengan judul : “Implementasi Pembelajaran Berbasis Portofolio dalam Meningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII6 SMP
Negeri 1 Watansoppeng ”.
0 comments:
Post a Comment